Pentingnya Upah Insentif Bagi Buruh
Upah insentif diberikan pada buruh atau pekerja yang mampu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang ditentukan dengan kualitas yang terjamin. Hal ini akan meningkatkan semangat kerja sekaligus dapat mendorong semua pekerja untuk mengikuti jejak temannya. Hal ini merupakan salah satu cara meningkatkan produktivitas kerja melalui upah insentif dan upah lembur. Upah insentif dapat didefinisikan sebagai berikut :
”Pengupahan upah insentif dimaksudkan untuk
memberikan upah yang berbeda karena memang prestasi kerja yang berbeda“
Keberhasilan motivasi ini harus diukur dari hasilnya, benarkah dengan
tambahan upah insentif bagi para pekerja akan mampu meningkatkan produktivitas
kerja mereka? Oleh karena itu ada beberapa sifat yang harus dipenuhi agar upah
insentif berhasil diantaranya :
1.
Pembayaran hendaknya sederhana,
sehingga dapat dimengerti dan dapat dihitung oleh pekerja.
2.
Penghasilan yang diterima pekerja
hendaknya langsung menaikan output dan efisiensi.
3.
Pembayaran hendaknya harus
dilakukan secepat mungkin agar pekerja segera dapat menikmati.
Sistem Upah Insentif Atas Dasar Unit yang Dihasilkan
Dalam sistem ini, penghitungan upah insentif mamakai dasar harga atau
tarif per satuan produk. Jumlah uang yang diterima pekerja dihitung dari besar
kecilnya unit produk yang dihasilkan. Sistem upah atas dasar unit yang
dihasilkan ada tiga model, yaitu :
1.
Upah Per Potong Proporsional
Sistem
ini paling banyak digunakan, dalam hal ini pekerja dibayar berdasarkan jumlah
produk yang dihasilkan dengan harga untuk setiap unitnya. Karena hasil kerja
yang tidak sama, maka diperlukan standar kerja yang sudah diuji waktunya.
2.
Upah Per Potong Taylor
Dalam sistem ini ada dua cara pengupahan, yaitu :
a.
Untuk mereka yang berada diatas output
rata-rata
b.
Untuk mereka yang ada dibawah output
rata-rata
3.
Upah
Per Potong Group
Dalam satu pekerjaan biasanya ada yang harus dikerjakan
bersama-sama, maka ditentukan standar group, dengan sistem :
1.
Bagi mereka yang diatas standar,
maka dihitung
Unit yang diproduksi x harga unit
2.
Untuk yang dibawah standar
dihitung
Jam kerja per hari x harga per jam
Sistem Upah Insentif Atas Dasar Waktu
Untuk sistem ini, perhitungan upah insentif didasarkan pada jumlah
waktu (hari atau bulan) yang dilaksankan dalam menghasilkan produk.
Pembayarannya dilakukan pada setiap akhir mingguan atau bulanan. Sistem upah
insentif atas dasar waktu dibagi menjadi dua cara, yaitu :
1.
Berdasar Waktu Yang Dihemat
a.
Sistem Upah Hasley
Hasley menentukan bahwa pekerja yang lebih cepat menyelesaikan
pekerjaannya diberi premi 50 % dari biasanya, misalnya :
Seorang pekerja diberi waktu 4 jam (waktu standar) untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan upah Rp 1,- jam. Jika ia dapat menyelesaikan pekerjaannya
dalam waktu 2 jam, maka upah yang diterima : 2 x Rp 1,- ditambah premi dari 50
% (Rp 2,-) = Rp 3,-. Jika ia menyelesaikan dalam waktu 3 jam maka
upah yang diterima : Rp 3,- ditambah premi yang diterima 50 % dari Rp 1,- = Rp
3,50,-. Jadi menurut Hasley, pekerja yang makin cepat menyelesaikan
pekerjaannya akan makin kecil upahnya. Alasannya, makin cepat orang
menyelesaikan pekerjaan maka semakin banyak waktu yang tersisa untuk
menyelesaikan pekerjaan lainnya.
b.
Sistem Upah Bedeux
Hampir sama dengan Hasley namun premi 75 % dari upah yang dihemat oleh
pekerja.
2.
Berdasarkan Waktu Yang Dikerjakan
a.
Sistem Upah Rowan
Dalam sistim ini ditentukan waktu standar dan upah per jam, sehingga
bagi para pekerja diberikan kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat. Premi yang diberikan dihitung berdasarkan waktu yang diihemat dibagi
waktu standar kali 100 %.
Contoh ; Waktu standar 8 jam = Rp 1,-. Jika pekerja A menyelesaikan
pekerjaannya dalam 6 jam, maka upah yang dihemat : 6 x Rp 1,- = Rp 7,50,-
b.
Sistem Upah Emerson
Dalam sistem ini ditentukan waktu standar dan upah per jam. Upah selalu
ditambah dengan premi yang semakin berkurang apabila waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan semakin baik. Ditetapkan pula upah minimum yaitu waktu standar
dikalikan upah per jam. Misalnya untuk menyelesaikan satu pekerjaan ditentukan
waktu satandar 8 jam dengan upah per jam Rp 1,- bagi mereka yang dapat
menyelesaikan pekerjaan kurang dari itu, maka premi 20%, sedang yang
menyelesaikan dalam waktu 9 jam diberi premi 10 % dan yang menyelesaikan dalam
waktu 10 jam atau lebih tida diberikan premi.
Beberapa masalah yang
muncul dan bersifat human relation dalam penentuan upah antara lain :
a.
Masalah Rate Buster, yaitu
pekerja yang memproduksi jauh diatas standar. Sering terjadi mereka dirugikan
karena bonus yang mereka terima biasanya dipotong.
b. Reaksi para pekerja yang
diakibatkan adanya perubahan metode peralatan, dan penggunaan teknologi
canggih, yang secara tidak langsung mengakibatkan adanya perubahan standar
kerja.
c.
Kedua faktor tersebut menyebabkan
para pekerja akan membatasi outputnya.
Posting Komentar untuk "Pentingnya Upah Insentif Bagi Buruh"
Posting Komentar