Teori-teori Kepemimpinan, Lengkap!
Konsep teori kepemimpinan dilandasi oleh tiga pendapat
yang satu dengan yang lainnya saling berbeda. Pendapat kuno mengatakan bahwa
pemimpin itu sebenarnya dilahirkan dan bukan dibentuk oleh sistem sosial masyarakat
(the leaderss were born not made).
Kemudian muncul pendapat yang menyanggah bahwa pemimpin
itu bukan dilahirkan tetapi sengaja terlahir dari interaksi sistem sosial
ditempat dia hidup (the leaders are made
not born). Akhirnya muncul lagi pendekatan ekologis yang menyatakan bahwa
munculnya seorang pemimpin karena adanya bakat kepemimpinan yang dibawa
semenjak dia lahir dan kemudian bakat tersebut sempat berkembang dalam
masyarakat berkat pengalaman dan pendidikan yang sudah ditempuhnya serta sesuai
pula dengan tuntutan masyarakat.
Ketiga pendapat di atas masing-masing diberi nama.
Pendekatan yang mangatakan the leaders
were born disebut pendekatan genetis, karena sifatnya diturunkan
dari gen orang tua. Pendekatan the leaders
are made disebut sebagai pendekatan sosial, karena pemimpin itu
lahir dari masyarakat. Pendekatan ekologis yaitu berusaha mensintesiskan
dua pendapatan di atas. Pendekatan ekologis ini sering diberi nama dengan
pendekatan situasional.
Pendekatan situasional mengatakan munculnya
kepemimpinan seseorang hanya pada situasi tertentu. Jadi pendekatan
situasional ini timbul dan tenggelamnya sesuai dengan situasi, bila situasinya
tepat maka dia muncul sebagai pemimpin dan bila situasinya tidak memungkinkan
maka dia hanya sebagai anggota masyarakat biasa saja. Misalnya dalam situasi
perang, orang yang berotot dan pemberani cenderung tampil sebagai pemimpin.
Kemudian kepemimpinannya akan surut setelah revolusi selesai, karena situasinya
tidak sesuai lagi dan pemimpin baru murcul menggantikannya.
Semua pendekatan di atas, yang masih dipakai hingga kini adalah
pendekatan ekologis, karena dianggap paling relevan dibandingkan
dengan dua pendekatan lainnya. Para ahli "Dinamika Kelompok" sekarang
melihat kepemimpinan dari sisi "Group
centered leaderships". Hal ini disebabkan karena seseorang itu dapat
dididik sebagai pemimpin asal saja dia tahu dan benar-benar mementingkan
kebutuhan kelompok dan anggotanya.
Mar'at pakar Psikologi lebih mendistribusikan teori
kepemimpinannya menurut kategori tertentu. Pendapat tersebut dijelaskannya secara
rinci berikut:
Teori Orang Terkemuka
Inti pokok teori ini, menyebutkan bahwa seorang pemimpin
tersebut munculnya karena faktor keturunan yaitu dari gen keturunannya. Pengaruh
warisan memang diterima secara biologis dari orang tuanya.
Perkawinan campuran yang terjadi antara keturunan
kerabat raja dengan golongan orang biasa menghasilkan kelas aristokrasi yang
secara biologis berbeda dengan kelas yang lebih rendah. Jadi pemimpin superior
sangat bergantung pada keturunannya.
Teori Lingkungan
Kemunculan para pemimpin besar, merupakan hasil dari
waktu, tempat dan situasi sesaat. Pernyataan ini merupakan landasan berfikir
teori lingkungan. Lahirnya seorang pemimpin karena kemampuan dan
keterampilannya memecahkan masalah sosial sewaktu masyarakat dalam keadaan
tertekan oleh perubahan dan adaptasi.
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang "innete" dan menjadi modal dasar
bagi kekuatan sosial yang dimilikinya. Jumlah para pemimpin militer di Ingris
sebanding dengan banyaknya konflik yang muncul pada bangsa tersebut.
Jadi, situasi kultural erat kaitannya dengan prestasi seorang
pemimpin. Kepemimpinan itu bukan terletak dalam diri seseorang melainkan
merupakan fungsi dari suatu peristiwa.
Teori Personal Situasional
Pada dasarnya teori ini ingin memperlihatkan proses
interaktif dalam diri seorang "innate"
dengan situasi sosial kelompoknya.Para ahli melihat adanya faktor yang terlupakan
oleh kedua teori di atas, yaitu efek interaksi antara faktor individu dengan
faktor situasi.
Jadi, kehendak seorang pemimpin itu, karena kejelian
persepsinya terhadap analisis situasi yang membuat dia lebih dari orang lain,
sehingga pandangannya itu meberikan pengaruh luas terhadap anggota kelompoknya.
Terdapat dua fungsi primer tentang
kepemimpinan, yaitu: Pertama, membantu kelompok dalam menemukan arti tujuan
yang telah ditetapkan bersama dan kedua, membantu kelompok dalam menemukan
tujuan tersebut.
Jelas bahwa kelebihan persepsi pemimpin memberikan nilai
yang lebih beranti bagi anggota kelornpok. Oleh sebab itu, terkadang seorang
pemimpin diberi semacam hak istimewa oleh anggota kelompok, sedikitnya
menyimpang dari norma kelompok asal, kemudian memberikan manfaat teerhadap
kelompok.
Teori Interaksi Harapan
Setiap anggota kelompok memiliki
peran-peran tententu. Struktur peran mencerminkan perbedaan harapan perilaku
yang ditampilkannya untuk kepentingan kelompok dan anggotanya.
Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam kelompok,
semakin besar pula perilaku yang diharapkan orang lain terhadap dirinya.
Pemimpin merupakan orang yang paling tinggi statusnya dalam kelompok, maka
harapan para anggota juga amat besar terhadap dirinya sehingga tingginya
harapan inilah yang membedakannya dengan yang lainnya.
Teori peran ini mempunyai tiga variabel pokok, yaitu
tindakan, interaksi dan sentimen. Asumsinya: meningkatnya frekuensi interaksi
dan partisipasi akan meningkatkan sentimen, perasaan senang dan semakin jelas
pula norma kelompok yang berlaku.
Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam kelompok,
diharapkan pula aktivitasnya makin sesuai dengan norma kelompok. Interaksinya
semakin meluas dan pengaruhnya tampak dalam jumlah anggota yang dapat diajaknya
berinteraksi.
Kepemimpinan muncul dalam situasi tertentu terdapat
keadaan saling ketergantungan anggota dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Akibatnya kepemimpinan merupakan awal terbentuknya struktur interaksi dalam
kelompok maka kepemimpinan merupakan tindakan memprakarsai struktur tersebut.
Peran seorang pemimpin ditentukan oleh harapan anggota kelompok terhadap
penampilan perilaku dan interaksi yang dilakukannya.
Pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa interaksi
harapan terletak pada hubungan antar harapan yang sama diharapkan. Jadi setiap
anggota kelompok, menyandang dua predikat harapan, yaitu harapan dia terhadap
orang lain. Jadi ada semacam peran persilangan, yang melekat pada setiap
individu yang melahirkan interaksi harapan.
Teori Humanistik
Teori Humanistik dikemukakan oleh Likert kali
pertama pada tahun 1967. Mar'at menyatakan, bahwa semua teori tersebut
berhubungan dengan perkembangan kepemimpinan yang efektif dan kohesif. Secara
alamiah manusia merupakan motivated
organism.
Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu.
Fungsi kepemimpinan adalah modifikasi organisasi supaya individu bebas
merealisasikan potensi motivasinya dalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu
yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok.
Teori Humanistik ini, menjelaskan bahwa martabat individu
sebagai personal benar-benar dihargai. Setiap individu memiliki motivasi -
motivasi tertentu sebagai alasannya untuk memasuki kelompok.
Tujuan kelompok merupakan bagian dari tujuaannya. Untuk itu
dia harus dibebaskan mengembangkan motivasinya dan oleh sebab itu pemimpin
harus berusaha menyediakan fasilitas berkembangnya motivasi itu disalurkan ke
arah tujuan kelompok. Jadi kelebihan pemimpin disini adalah dalam strateginya
memilih saluran yang lebih tepat dan sesuai dengan motivasi para anggotanya
sehingga motivasinya tersebut dapat berkembang secara optimal yang tetap
menunjang pada tercapainya tujuan kelompok.
Likert mengatakan bahwa seorang pemimpin itu harus
memperhatikan potensi tiap anggota, nilai serta harapan yang dibawanya terhadap
kelompok. Efektif atau tidak kepemimpinan seseorang bergantung kepada arti yang
diberikannya terhadap individu anggota kelompok dalam menyediakan sarana
pengemhangan diri dan ekspresi dirinya untuk melaksanakan segala kewajibannya
guna kepentingan dan tujuan kelompok bersangkutan.
Teori Kepemimpinan Situasional
Teori situasional ini berasumsi bahwa sukses tidaknya kepemimpinan seseorang
tergantung pada situasi yang mendukungnya. Oleh sebab itu banyak faktor yang
memainkan peranan, agar seseorang bisa sukses dalam karir kepemimpinannya.
Indrawidjaya menyimpulkan bahwa ada 12 faktor yang mempengaruhi keberhasilan
seseorang dalam memimpin yaitu:
- Sejarah organisasi
- Lamanya masa jabatan pemimpin
- Umur jabatan pemimpin yang sekarang dan pengalaman
pada masa lalu
- Masyarakat tempat organisasi itu berada
- Persyaratan khusus dari kerja kelompok yang dipimpin
- Suasana psikologis kelompok yang dipimpinnya
- Jenis pekerjaan yang dipegang oleh pemimpin
- Tingkat kerja sama anggota yang diperlukan
- Ukuran kelompok yang dipimpin
- Kultur harapan bawahan
- Kepribadian anggota kelompok
- Waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan
Bila dihubungkan faktor yang mempengaruhi pola kepemimpinan seseorang di
atas (filley dan house) dengan konsen
kematangan tadi (maturity levels)
maka paling tidak ada tiga hal pokok yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin,
yaitu:
- Kemampuan menganalisis situasi, baik situasi kelompok
maupun situasi sosialnya.
- Kemampuan menyesuaiakan diri dengan sikap yang
dimiliki oleh setiap individu anggota kelompok serta harapannya;
- Kemampuan menyelaraskan perkembangan kelompok sesuai
dengan irama perkembangan situasi sosial yang lebih luas dan kompleks.
Teori Kepemimpinan X dan Y
Teori ini ditemukan oleh McGregor dan termasuk salah satu
teori klasik. Teori X berorientasi pada sikap otoriter atau boss centered dan teori Y mencerminkan
sikap penghargaan terhadap eksistensi manusia sebagai anggota kelompok,
sehingga sikap pemimpin yang sejenis lebih mengarah pada demokratis (Luthan,
1986). Asumsi kedua teori tersebut adalah:
Asumsi
teori X:
- Pada dasarnya manusia itu malas dan menolak bila
disuruh bekerja, karena itu mareka harus dipaksa.
- Kebanyakan tujuan orang bertentangan dengan tujuan
organisasi, karena itu mereka harus diarahkan, dikontrol dan dipaksa.
- Pada umumnya orang didorong oleh ransangan ekonomis,
sedangkan sumbernya hanya ada pada pemimpin, bawahan menunggu secara
pasif.
- Kebanyakan orang berusaha semaksimal mungkin mencari
keamanan dirinya, sehingga mereka lebih suka menghindarkan tanggung jawab.
- Bawahan itu adalah orang-orang yang irasional,
segala sesuatu senantiasa dibawa keperasaan. Untuk itu diperlukan orang
yang rasional untuk mengarahkan mereka.
Asumsi
Teori Y:
- Manusia itu pada dasarnya adalah baik, senang bekerja
dan secara sukarela bersedia bekerja dengan segenap kemampuannya.
- Motivasi orang bekerja tidak hanya karena uang,
tetapi ada motivasi lain yang kira-kira sama pentingnya dengan uang tersebut.
- Kebanyakan orang mampu mengontrol diri sendiri, mengevaluasi,
serta kebutuhan untuk berprestasi.
- Pada umumnya setiap orang berusaha untuk bersikap
bersahabat, saling membantu serta membina hubungan sosialnya agar lebih
baik.
Oleh sebab itu teori X lebih dekat kepada otoriter,
sementara teori Y lebih menjurus kepada sikap demokratis. Walaupun pembagian
ini bersifat umum, namun sampai sekarang secara kasar pendapat ini masih
diterima oleh para ahli dan masyarakat pada umumnya.
Posting Komentar untuk "Teori-teori Kepemimpinan, Lengkap!"
Posting Komentar