Pemasaran Jasa: Pengertian dan Pasar Sasaran
Penerapan strategi pemasaran akan dapat dilaksanakan bila perusahaan mampu
melihat pasar dengan baik. Sebelum membuat barang ataupun menghasilkan jasa,
perusahaan harus mengidentifikasi pasar mereka dengan cermat yang dapat
diterima dengan sikap positif dari konsumen.
Pasar mempunyai pengertian beraneka ragam dilihat dari pendekatan atau
sudut pandang yang digunakan dalam mendefinisikannya. Pasar dapat berarti
tempat dimana terdapat pertemuan antara penjual sebagai pihak yang menawarkan
produknya dan pembeli yang bermaksud membelinya sehingga terjadi pertukaran dan
pemindahan hak milik.
Menurut Stanton pasar adalah sebagai orang-orang yang mempunyai
kebutuhan untuk dipuaskan, mempunyai uang untuk dibelanjakan dan kemauan untuk
membelanjakan. Sedangkan pasar sasaran (target market) adalah sekelompok
konsumen atau pelanggan yang secara khusus menjadi sasaran usaha pemasaran
sebuah organisasi. Dengan demikian pasar sasaran merupakan sekelompok orang
atau konsumen yang menjadi sasaran dari produk dan jasa yang dihasilkan sebuah
perusahaan
Pemasaran Jasa
Kotler dan Amstrong mendefinisikan jasa sebagai aktivitas atau manfaat
yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tanpa
wujud dan tidak menghasilkan kemilikan apapun. Produksinya mungkin terikat atau
tidak pada produk fisik. Aktivitas seperti menyewakan kamar hotel,
mendepositokan uang di bank, bepergian dengan pesawat udara, berobat pada
spikiater, memotong rambut, memperbaiki mobil, mencucikan pakaian dan meminta
nasihat pengacara adalah membeli jasa.
Perusahaan harus memperhatikan empat karakter jasa ketika merancang
program pemasaran. Keempat karakter itu adalah sebagai berikut:
1. Tak Berwujud
Sifat jasa tak berwujud (service intangibility) adalah jasa yang
tidak dapat dilihat, dicecap, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum dibeli.
Sebagai contoh, orang yang akan menjalani bedah plastik tidak dapat melihat
hasilnya sebelum membeli, atau penumpang pesawat terbang tidak mempunyai
apapung kecuali tiket dan janji untuk menerbangkan dengan selamat ke tujuan
mereka.
Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli mencari “tanda” dari mutu
jasa. Mereka menyimpulkan mengenai mutu dari tempat, orang, harga, peralatan,
dan materi komunikasi yang dapat mereka lihat. Oleh karena itu, tugas penyedia
jasa adalah membuat jasa menjadi berwujud dengan berbagai cara. Kalau pemasar
produk mencoba menambah hal-hal yang tak berwujud pada barang yang mereka
tawarkan, pemasar jasa mencoba menambah hal-hal berwujud pada tawaran mereka
yang tak berwujud.
2. Tak terpisahkan
Jasa tak terpisahkan (service inseparability) adalah data yang
tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, entah penyedianya mesin atau manusia.
Bila karyawan jasa menyediakan jasa karyawan, maka karyawan adalah bagian dari
jasa. Pelanggan dapat juga hadir ketika jasa itu diproduksi. Interaksi penyedia
jasa-pelanggan adalah sifat khusus dari pemasaran jasa. Baik penyedia jasa
maupun pelanggan mempengaruhi hasil jasa tadi. Dalam jasa hiburan dan
profesional, pembeli sangat memperhatikan siapa yang menyediakan jasa.
3. Keanekaragaman
Keanekaragaman jasa (service variability) berarti bahwa mutu
jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa di samping waktu, tempat, dan
bagaimana disediakan. Perusahaan jasa dapat mengambil beberapa langkah untuk
mengurangi keanekaragaman jasa.
Mereka dapat menyeleksi dan melatih dengan cermat karyawannya untuk
memberikan pelayanan yang baik. Mereka dapat menyediakan insentif karyawan yang
menekankan pada mutu, seperti penghargaan karyawan teladan, atau bonus
berdasarkan pada umpan balik pelanggan.
Perusahaan dapat mengukur kepuasan pelanggan secara reguler lewat
sistem pemberian saran dan keluhan, survey pelanggan dan membandingkan dengan
layanan dari penyedia jasa lainnya. Hal ini dimungkinkan terjadinya koreksi
bila pelayanan yang diberikan buruk.
4. Tak tahan lama
Jasa tak tahan lama (service perishability) artinya jasa tidak
dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian. Sebagai contoh, seorang
dokter meminta bayaran kepada pasien yang tidak memenuhi janji karena nilai
jasa hanya ada pada saat itu dan hilang ketika pasien tersebut tidak muncul.
Atau tempat duduk restoring yang sedang kosong di waktu senggang tidak dapat
disimpan untuk dipergunakan sewaktu periode puncak.
Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa
Mengelola sebuah perusahaan yang bergerak di bisnis jasa, memang sangat
jauh berbeda dengan pengelolaan perusahaan yang menghasilkan produk. Lantaran
berbeda dari produk berwujud, jasa kerap kali memerlukan pendekatan pemasaran
tambahan.
Dalam bisnis produk, produknya cukup standar dan dapat diletakkan di
rak sambil menunggu pembeli. Tetapi dalam bisnis jasa, pelanggan dan karyawan
jasa di lini depan berinteraksi untuk menciptakan jasa.
Jadi, penyedia jasa harus bekerja lebih pro-aktif untuk berinteraksi
secara efektif dengan pelanggan guna menciptakan nilai superior selama
berlangsungnya pemberian jasa. Interaksi yang efektif, pada gilirannya,
tergantung pada ketrampilan karyawan jasa di lini depan.
Perusahaan jasa yang ingin meraih sukses dalam pencapaian tujuan dan pertumbuhan
jasa harus memfokuskan perhatiannya pada karyawan dan pelanggan. Mereka
memahami rantai pelayanan-laba, yang menghubungkan laba perusahaan jasa dengan
kepuasan karyawan dan pelanggan. Rantai pelayanan-laba ini terdiri dari lima
mata rantai, yakni:
- Layanan yang sehat mendatangkan laba
dan pertumbuhan, artinya kinerja superior
perusahaan jasa.
- Pelanggan yang puas dan loyal, artinya pelanggan puas yang tetap setia, membeli ulang, dan
merekomendasikan kepada pelanggan yang lain.
- Nilai pelayanan lebih besar, artinya penciptaan nilai bagi pelanggan yang lebih efektif dan
efesien.
- Karyawan jasa yang puas dan
produktif, artinya karyawan lebih puas, setia dan
bisa menjadi pekerja keras.
- Mutu pelayanan internal, artinya seleksi dan pelatihan karyawan yang superior, lingkungan
kerja bermutu, dan dukungan kuat bagi mereka yang berhadapan denga
pelanggan.
Dalam pengembangan strategi pemasaran jasa, suatu perusahaan jasa juga
membutuhkan pemasaran internal dan pemasaran interaktif. Hal ini
lebih didasarkan pada pertimbangan atau cerminan bahwa pemasaran jasa
memerlukan lebih dari sekadar pemasaran eksternal tradisional menggunakan
“4-P”. Silakan baca artikel yang mengulas reputasi
dan pemasaran
11P yang telah kami terbitkan beberapa waktu lalu.
Pemasaran internal (internal marketing) adalah perusahaan jasa
itu harus secara efektif melatih dan memotivasi karyawan yang berkontrak dengan
pelanggan dan semua karyawan yang bertugas memberi pelayanan pendukung untuk
bekerja sebagai satu tim agar memuaskan pelanggan. Agar perusahaan secara
konsisten dapat memberikan mutu pelayanan yang tinggi, setiap orang harus
membiasakan diri dengan orientasi pelanggan.
Tidak cukup memiliki departemen pemasaran yang melakukan pemasaran
tradisional sementara yang lain bekerja sendiri-sendiri. Pemasar harus juga
melibatkan setiap orang dalam organisasi untuk membiasakan diri dengan
pemasaran. Sebenarnya, pemasaran internal harus mendahului pemasaran eksternal.
Sementara pemasaran interaktif (interactive marketing) adalah
nilai mutu pelayanan amat tergantung pada mutu interaksi pembeli-penjual selama
pelayanan berlangsung. Dalam pemasaran produk, mutu sering hanya sedikit
tergantung pada cara produk diperoleh, tetapi dalam pemasaran jasa mutu
pelayanan tergantung pada penyampaian pelayanan dan mutu penyampaian, terutama
dalam pelayanan profesional.
Pelanggan menilai mutu pelayanan bukan hanya pada mutu teknis, tapi
juga pada mutu fungsional. Jadi profesional tidak dapat menganggap bahwa mereka
akan memuaskan pelanggan hanya dengan memberikan pelayanan teknis yang baik.
Mereka juga harus menguasai ketrampilan atau fungsi pemasaran interaktif.
Dewasa ini dengan meningkatnya persaingan dan biaya, menurunnya
produktivitas dan mutu, maka diperlukan pemasaran yang lebih canggih.
Perusahaan juga menghadapi 3 (tiga) tugas pemasaran utama yaitu mereka ingin
meningkatkan diferensiasi bersaing, mutu pelayanan dan produktivitas.
Diferensiasi bersaing dapat ditempuh dengan cara memberikan tawaran
yang bersifat inovatif yang membedakan tawaran sebuah perusahaan dari pesaing.
Perusahaan dapat juga melakukan pembedaan atas cara penyampaian pelayanan
mereka dalam tiga cara: yakni lewat manusia, lingkungan fisik, dan proses.
Perusahaan juga dapat membedakan citra mereka lewat simbol dan merk.
Cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah secara konsisten
memberikan mutu atau kualitas jasa yang lebih baik daripada pesaing. Kuncinya
adalah melebihi pelanggan akan mutu pelayanan. Bila nilai pelayanan dari suatu
perusahaan melebihi pelayanan yang diharapkan, pelanggan cenderung menggunakan
penyedia jasa itu lagi.
Keberhasilan mempertahankan pelanggan adalah merupakan ukuran terbaik
untuk mutu. Kemampuan perusahaan jasa untuk mempertahankan pelanggannya
tergantung pada sejauh mana perusahaan itu menyampaikan nilai kepada mereka.
Mengelola produktivitas juga menjadi strategi pemasaran jasa. Ada enam
pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas jasa yaitu:
1.
Penyedia jasa bekerja keras atau
dengan lebih cekatan daripada biasanya.
2.
Meningkatnya kuantitas jasa dengan
mengurangi sebagian kualitasnya.
3. Mengindustrialisasikan jasa
tersebut dengan menambah perlengkapan dan melakukan standardisasi produksi.
4. Mengurangi atau menggantikan
kebutuhan terhadap suatu jasa tertentu dengan jalan menemukan suatu solusi
berupa produk, seperti halnya TV menggantikan hiburan luar rumah.
5.
Merancang jasa yang lebih efektif.
6.
Memberikan insentif kepada para
pelanggan untuk melakukan sebagian tugas perusahaan.
Demikianlah bahasan singkat kami tentang pengertian
pemasaran jasa dan pasar sasaran dari industri jasa. Saat ini industri di
bidang jasa ini sedang berkembang pesat-pesatnya. Semoga informasi ini
bermanfaat untuk usaha Anda.
Posting Komentar untuk "Pemasaran Jasa: Pengertian dan Pasar Sasaran"
Posting Komentar