Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML Atas

Membentuk Siswa Hebat melalui Hypnoteaching

Pendidikan merupakan fondasi penting dalam perkembangan mental dan emosional siswa. Di tengah tantangan yang dihadapi oleh siswa saat ini, seperti tekanan akademis, bullying, dan perubahan lingkungan, kerentanan mental menjadi isu yang semakin mendesak. Dalam konteks ini, metode pengajaran yang inovatif dan efektif sangat diperlukan.

Salah satu pendekatan yang mulai mendapatkan perhatian adalah Hypnoteaching. Berangkat dari fenomena ini, tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Negeri Surabaya, yang dikawal oleh Meylia, Sri Setyo Iriani, Dian Anita, dan Dwiarko, menggagas untuk mengadakan kegiatan hypnoteaching guna menguatkan guru dalam mengatasi kerentanan mental siswa. Bertempat di Gedung rektorat lantai 6, tim PKM bekerja sama dengan Indonesian Hypnotherapy Training Center (IHTC) yang diketuai oleh Robbie Lamor, CHt, NNLP., CMT BNSP, tim PKM mengadakan pelatihan hypnoteaching selama 3 hari, mulai Jumat-Minggu, 26-28 Juli 2024 dengan peserta guru-guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Labschool Universitas Negeri Surabaya.

  

Dokumen penulis: Pelatihan hypnoteaching bagi guru Labscholl Unesa, 26-28 Juli 2024.

Dokumen penulis: Pelatihan hypnoteaching bagi guru Labscholl Unesa, 26-28 Juli 2024.

Metode ini mengintegrasikan teknik hipnosis dengan proses pembelajaran, bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi siswa, sekaligus membantu mereka mengatasi berbagai kerentanan mental.

Apa itu hypnoteaching?

Hypnoteaching adalah metode pengajaran yang menggabungkan prinsip-prinsip hipnosis dengan teknik pembelajaran tradisional. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Ron Jones, seorang pendidik dan ahli hipnosis, yang menyadari bahwa pikiran bawah sadar dapat mempengaruhi cara seseorang belajar dan menerima informasi. Dalam Hypnoteaching, guru menggunakan teknik relaksasi dan sugesti untuk membantu siswa memasuki keadaan pikiran yang lebih terbuka dan reseptif terhadap informasi baru.

 

Dokumen penulis: Robby Lamor, instruktur hypnoteaching menyampaikan materi kepada peserta pelatihan

 

Dasar dari Hypnoteaching terletak pada pemahaman bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku mereka. Dengan mengoptimalkan keadaan mental siswa, guru dapat menciptakan suasana belajar yang lebih efektif. Proses ini melibatkan penggunaan suara, intonasi, dan bahasa tubuh yang menenangkan, sehingga siswa merasa nyaman dan aman untuk berekspresi. Dalam konteks kerentanan mental, Hypnoteaching dapat berfungsi sebagai alat untuk membangun kepercayaan diri siswa, meningkatkan konsentrasi, dan mengurangi kecemasan. 


Metode ini juga didasarkan pada pemahaman bahwa emosi dan perasaan memiliki dampak signifikan terhadap proses belajar. Dengan memanfaatkan teknik hipnosis, guru dapat membantu siswa untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan yang sering menghalangi mereka dalam belajar. Misalnya, siswa yang merasa cemas menjelang ujian dapat diajarkan teknik relaksasi yang membantu mereka merasa lebih tenang dan fokus. Dengan demikian, Hypnoteaching menjadi pendekatan yang relevan untuk mengatasi kerentanan mental siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif.

 

Manfaat hypnoteaching dalam Pendidikan

Penerapan Hypnoteaching dalam pendidikan menawarkan berbagai manfaat yang signifikan, terutama dalam mengatasi kerentanan mental siswa. Salah satu manfaat utama adalah peningkatan konsentrasi dan perhatian. Dengan teknik-teknik relaksasi yang diajarkan dalam Hypnoteaching, siswa dapat belajar untuk mengatur perhatian mereka, menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar. 


Selain itu, Hypnoteaching juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam keadaan relaksasi, siswa akan lebih terbuka untuk menerima sugesti positif yang dapat mendorong mereka untuk lebih aktif dalam belajar. Misalnya, dengan menggunakan afirmasi positif, guru dapat membantu siswa membangun keyakinan diri dan dorongan untuk mencapai tujuan akademik mereka. Hal ini sangat bermanfaat bagi siswa yang merasa rendah diri atau tidak percaya akan kemampuan mereka.

 

Dokumen penulis: Pemaparan materi kerentanan mental oleh Prof Sri Setyo Iriani, S.E., M.Si.

 

Manfaat lainnya adalah peningkatan kreativitas siswa. Dalam keadaan relaksasi, pikiran bawah sadar lebih aktif, memungkinkan siswa untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif. Mereka dapat menjelajahi ide-ide baru dan menemukan solusi alternatif untuk masalah yang dihadapi. Dengan demikian, Hypnoteaching tidak hanya membantu mengatasi kerentanan mental, tetapi juga mendorong pengembangan potensi siswa secara keseluruhan. 


Terakhir, Prof. Iir (panggilan akrab Sri Setyo Iriani), menegaskan bahwa hynoteaching juga menciptakan ikatan sosial yang lebih baik antara guru dan siswa. “Ketika guru menggunakan pendekatan yang lebih empatik dan mendukung, siswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan. Ini sangat penting dalam mengatasi kerentanan mental, karena siswa yang merasa terhubung dengan guru mereka cenderung lebih nyaman untuk berbagi masalah yang dihadapi” tandas Prof. Iir saat menyampaikan materi. Dengan membangun hubungan yang positif, guru dapat lebih efektif dalam membantu siswa mengatasi tantangan yang mereka hadapi. 

Bagaimana tekniknya?

Dalam penerapan Hypnoteaching, terdapat berbagai teknik yang dapat digunakan oleh guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan efektif. Salah satu teknik yang paling umum adalah penggunaan induksi relaksasi. Pada tahap ini, guru akan membimbing siswa untuk melakukan latihan pernapasan atau meditasi singkat guna menenangkan pikiran dan tubuh mereka. Induksi ini bertujuan untuk membawa siswa ke dalam keadaan relaksasi yang optimal, di mana mereka lebih mudah menerima informasi baru. 

Dokumen penulis: Praktik pemberian sugesti yang dilakukan peserta pelatihan ke peserta lain.

 

Setelah siswa berada dalam keadaan relaksasi, guru dapat menggunakan teknik sugesti. Teknik ini melibatkan penyampaian pesan-pesan positif yang ditujukan untuk memperkuat keyakinan diri dan mengurangi rasa cemas. Misalnya, guru dapat mengatakan, "Anda memiliki kemampuan untuk belajar dan memahami materi ini dengan baik." Sugesti semacam ini dapat membantu siswa merasa lebih percaya diri dan memotivasi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, jelas Robby, instruktur hypnoteacing. 


Teknik visualisasi juga sering digunakan dalam Hypnoteaching. Dalam teknik ini, guru mengajak siswa untuk membayangkan situasi positif, seperti meraih kesuksesan dalam ujian atau tampil percaya diri di depan kelas. Visualisasi yang positif dapat membantu siswa mengatasi ketakutan dan kecemasan, serta membangun mental yang lebih kuat. Dengan membayangkan diri mereka sukses, siswa dapat merasa lebih siap dan bersemangat untuk menghadapi tantangan. 


Terakhir, penguatan positif adalah teknik yang penting dalam Hypnoteaching. Guru dapat memberikan pujian atau penghargaan setiap kali siswa menunjukkan kemajuan atau keberhasilan, sekecil apa pun itu. Penguatan positif ini tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri siswa, tetapi juga mendorong mereka untuk terus berusaha dan belajar lebih giat. 

Tantangan dan solusi

Meskipun Hypnoteaching menjanjikan banyak manfaat, penerapannya tidaklah tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah resistensi siswa terhadap metode ini. Beberapa siswa mungkin merasa skeptis atau tidak nyaman dengan konsep hipnosis, sehingga perlu pendekatan yang bijaksana untuk mengatasi masalah ini. Solusinya adalah dengan memberikan pemahaman yang jelas tentang apa itu Hypnoteaching dan bagaimana metode ini dapat membantu mereka.

 

Dokumen penulis: Proses asesmen materi yang diberikan kepada peserta pelatihan.

 

Tantangan lainnya adalah kurangnya pelatihan guru dalam teknik hypnoteaching. Tidak semua guru memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam hipnosis dan teknik relaksasi. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan pelatihan dan sumber daya yang memadai bagi guru agar mereka dapat menerapkan metode ini secara efektif. Dengan pelatihan yang tepat, guru akan lebih percaya diri dalam menggunakan Hypnoteaching di kelas.


Selain itu, tidak semua siswa memiliki respons yang sama terhadap teknik hypnoteaching. Beberapa siswa mungkin merespon dengan baik, sementara yang lain mungkin tidak merasakan perubahan yang signifikan. Dalam hal ini, penting bagi guru untuk bersikap fleksibel dan menyesuaikan pendekatan mereka sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Dengan menerapkan berbagai teknik dan metode, guru dapat menemukan cara yang paling efektif untuk masing-masing siswa. 


Terakhir, tantangan dalam lingkungan sekolah yang terbatas juga perlu diperhatikan. Beberapa sekolah mungkin tidak memiliki fasilitas yang mendukung penerapan Hypnoteaching, seperti ruang yang tenang untuk melakukan sesi relaksasi. Solusi untuk masalah ini adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel dan mendukung, meskipun dalam batasan yang ada. Guru dapat memanfaatkan waktu kelas yang ada untuk menyisipkan teknik-teknik tersebut tanpa memerlukan ruang khusus. (watahu.com)

 

Meylia Elizabeth Ranu, Sri Setyo Iriani, Dian Anita Nuswantara, Dwiarko Nugrohoseno

Posting Komentar untuk "Membentuk Siswa Hebat melalui Hypnoteaching"